TETAP SEHAT DIMANAPUN
(Foto : Austinchronicle)
Penemuan yang dilakukan oleh European Society of Human Reproduction and Embryology tersebut menunjukkan bahwa pria dengan indeks massa tubuh atau BMI (Body Mass Index) normal, yaitu antara 20 dan 25 memiliki level sperma yang tinggi dibanding mereka yang obesitas dan juga terlalu kurus.
Dalam Journal Human Reproduction tahun 2004 disebutkan bahwa obesitas akan memicu paha dan alat kelamin pria tertekan sehingga menimbulkan panas. Padahal peningkatan lebih dari 1 derajat dari ambang batas saja akan berakibat negatif pada sperma.
Seperti dikutip dari Askmen, Selasa (13/10/2009), pria yang terlampau kurus pun ternyata bisa mengalami gangguan produktivitas sperma, tapi bukan dengan alasan yang sama dengan pria obesitas. Pria dengan badan yang sangat kurus akan memiliki sistem hormon yang tidak seimbang dan juga asupan nutrisi yang kurang.
Nutrisi dari makanan juga sangat penting untuk produksi sperma. Pria dengan nutrisi buruk akan terlihat dari tubuhnya yang sangat kurus. Kalau untuk mencukupi kebutuhan dan perkembangan sel-sel di tubuhnya saja sudah kurang, apalagi untuk meningkatkan kualitas dan produksi sel-sel yang menghasilkan sperma.
Ketidakseimbangan hormon dan kurangnya nutrisi juga ternyata berpengaruh pada faktor keturunan. Sperma yang bisa membuahi sel telur (ovum) adalah sperma yang terpilih dari berjuta-juta sperma lainnya yang dikeluarkan seorang pria. Namun jika kualitas sperma-sperma itu buruk, maka kemungkinan membuahi ovum pun menjadi kecil atau kalaupun bisa akan meningkatkan risiko anak terlahir cacat.
Oleh karena itu, pria yang memiliki BMI di bawah rata-rata sebaiknya mengonsumsi suplemen yang bisa menambah asupan nutrisi yang kurang. Beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa suplemen yang mengandung vitamin C, seng, L-carnitine (asam amino) bisa membantu meningkatkan kualitas sperma bahkan mendapatkan keturunan.
Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah studi yang dilakukan terhadap 47 pria dengan mobilitas sperma yang buruk. Mereka diberi 3 gram L-carnitine setiap harinya dan ternyata suplemen tersebut mampu menggandakan jumlah spermanya.
Penelitian lain juga dilakukan dengan memberikan suplemen seng berdosis tinggi, dan ternyata hasilnya sama, seng bisa memperbaiki kualitas sperma. Sebanyak 101 orang pria yang tidak subur mendapatkan 440 mg seng sulfat paling tidak selama dua bulan.
Dan hasilnya, lebih dari 75 persen partisipan berhasil mendapatkan keturunan. Konsumsi vitamin C 250 mg setiap harinya pun bisa mengurangi kerusakan oksidatif pada sperma. Ini artinya, vitamin bisa membantu mencegah cacat kelahiran yang disebabkan oleh kualitas sperma yang buruk.
Jadi, jika BMI sudah tidak normal atau Anda tergolong kurus, sebaiknya segera cari cara untuk meningkatkan berat badan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar